• Tanam jajar legowo meningkatkan hasil panen

    Dengan tanam jajar legowo semua barisan rumpun tanaman berada pada bagian pinggir(border effect).

  • Tanam Bibit Muda, Tunggal dan Dangkal

    Bibit yang lebih muda memberikan pertumbuhan akar lebih besar dan anakan lebih banyak.

  • Gunakan Pupuk Organik dan Kurangi Pupuk Kimia

    Pupuk organik sebagai aktivator, dinamisator dan regulator sistem hidup/biota tanah.

  • Gunakan varietas unggul dan benih bermutu

    Varietas Unggul merupakan komponen teknologi yang mudah dan kompatibel dengan teknologi lain.

  • Penanganan panen dan pasca panen yang baik

    Panen dan pasca panen yang baik menurunkan tingkat kehilangan hasil.

  • Pengelolaan hara spesifik lokasi

    Aplikasi dan pengelolaan hara secara dinamis disesuaikan dengan kebutuhan tanaman menurut lokasi dan musim.

  • Pengairan secara efektif dan efisien

    Air di areal pertanaman diatur pada kondisi tergenang dan kering secara bergantian dalam periode tertentu.

  • Pengendalian OPT dengan pendekatan PHT

    Identifikasi jenis dan populasi OPT di lapangan, penggunaan pestisida merupakan alternatif terakhir.

Sabtu, 04 Mei 2013

Gelar Produk Agribisnis





UPTB Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (P3K) Wilayah Jatinangor pada hari Selasa, tanggal 30 April 2013 menyelenggarakan Acara Gelar Produk Agribisnis Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang iikuti oleh Gapoktan, Poktan dan KWT se-wilayah UPTB P3K Jatinangor, yaitu dari Kecamatan Jatinangor dan Cimanggung.

Acara tersebut digelar selain Agenda Kegiatan Badan Ketahanan Pangan, Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP4) Kabupaten Sumedang juga dalam rangka memperingati Hari Jadi Jatinangor ke-13 dan Hari Jadi Sumedang ke-435.
Kegiatan Gelar Produk Agribisnis diisi dengan Penyampaian Materi dari Fakultas Teknologi Industri Pertanian UNPAD serta Gelar Produk Agribisnis Gapoktan/Poktan/KWT se-wilayah UPTB P3K Jatinangor.


Workshop Penyusunan RDKK

Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional, salah satu faktor sarana produksi yang sangat penting dalam peningkatan produktivitas dan produksi komoditas pertanian adalah pupuk.
Agar pupuk yang diperlukan petani dapat memenuhi azas 6 (enam) tepat (tepat jumlah, jenis, waktu,
tempat, mutu dan harga) serta sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas penyaluran pupuk
bersubsidi, maka penyusunan kebutuhan pupuk bersubsidi diajukan oleh petani, pekebun, peternak
dan pembudidaya ikan atau udang berdasarkan RDKK yang disetujui oleh petugas teknis, penyuluh
atau Kepala Cabang Dinas (KCD) setempat. Agar RDKK yang disusun dapat akurat mencerminkan kebutuhan riil di lapangan, RDKK ini perlu disusun secara musyawarah dan diselesaikan oleh masing-masing kelompok tani 2 (dua) bulan sebelum musim tanam dimulai. RDKK yang disusun ini harus merupakan kebutuhan riil pupuk dari kelompok tani untuk satu periode tertentu dalam pengelolaan usahataninya
Melalui pembinaan dan pengawalan dari Dinas Pertanian setempat beserta para penyuluh pertanian
serta musyawarah anggota kelompok tani dalam penyusunan kebutuhan pupuk bersubsidi, diharapkan
petani/kelompok tani mampu menyusun RDKK dengan baik, benar dan tepat waktu.

SL-IG Tembakau

Jumat, 03 Mei 2013

Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)